Senin, 13 Desember 2010

TES DIAGNOSTIK KARDIOVASKULER

Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus menerus berdetak.Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata – rata, jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang sedang berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi.Sebelum membahas lebih lanjut tentang jantung, ada baiknya kita mengerti dahulu apa pengertian dari jantung itu sendiri. Jantung adalah bagian lambung yang langsung menempel pada dan mengelilingi ostium cardiacum antara esofagus dan bagian lambung yang menempel langsung pada dan mengelilingi ostium. ( Sumber : Kamus Kedokteran Dorland).Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan. (Sumber : Fisiologi Sherwood).
Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan jantung maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa tersebut.
Contoh pemeriksaan penunjang tersebut antara lain adalah tes diagnostik.

TES DIAGNOSTIK KARDIOVASKULER
Tes diagnostik kardiovaskuler meliputi dua jenis pemeriksaan yaitu: Invassive (melukai )dan Non Invassive (tidak melukai).

 Pemeriksaan Non Invasive:
Ø   Foto Thorax
Ø   EKG
Ø   Treadmill exercise Chest test/ Treadmill test
Ø  Echocardiography
Ø  Nuclear cardiology
Ø  MRI / CT imaging

 Pemeriksaan Invasive/ kateterisasi
Ø  Corangiography (untuk deteksi PJK)
Ø Right / left heart study (untuk evaluasi kelainan valvuler/ congenital
Ø  Elektrofisiologi, untuk evaluasi aritmia
Ø  Angioskopi untuk menilai karakteristik plak aterosklerosis

 Peralatan Tindakan Interventrial
1. BMV : Balloon Mitralvalve Valvuloplasty
2. PTCA : Percutaneus Transluminary Coronary Angioplasty dengan pemasangan stent /drugseluting stent
3. Electrical ablatio therapy
4. Rotablator therapy

Tindakan Operative
1. CABG : Coronary Artery Bypass Graffing
2. Mitral / Aortic Valve Replacement atau MVR / AVR/ (Repair)

Pemeriksaan Non Invasive
1. Foto Thorax PA
Tujuan :
o   Jantung:Melihat bentuk dan pembesaran jantung
o   Paru : Melihat tanda-tanda kongesti paru pada gagal jantung kongestif
2. EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan – perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.
Elekrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi, yang terdiri dari:
1.       SA node (Sino-Atriale Node)
Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA node ini secara otomotis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60-100 kali permenit. Kemudian menjalar ke atrium sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang. Iramanya adalah irama sinus (sinus rhythm)
2.       Tractus internodal
3.       AV node (Atrio-ventricular node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel AV node mengeluarkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali permenit.
4.       Berkas HIS
Terletak di dalam interventrikular dan bercabang dua, yaitu cabang berkas kiri dan kanan, setelah melewati cabang-cabang itu akan bercabang lagi yang disebut serabut purkinje.
5.       Serabut Purkinje
Akan mengadakan kontak dengan sel-sel  ventrikel. Dari sel-sel ventrikel, impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan terangsang.

Hal-hal penting mengenai Elektrokardiograf antara lain:
a.       EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
b.      EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas di juantung selama repolarisasi dan depolarisasi.
c.       Rekaman mencerminkan perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda di tubuh.
Tujuan EKG bagi Klien dalam Asuhan Keperawatan
1.       Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan dari irama jantung (aritmia)
Irama mengacu kepada keteraturan gelombang EKG. Setiap variasi irama normal dan urutan eksitasi jantung disebut aritmia. Artitmia dapat terjadi akibat adanya  fokus ektopik, perubahan aktivitas pemacu nodus SA atau gangguan hantaran.
2.       Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan myocardium seperti infarct, hipertropi atrial atau ventrikel.
3.       Untuk mengetahui pengaruh atau efek obat-obat jantung terutama digitalis dan quinidine
4.       Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektrolit
5.       Untuk mengetahui adanya perikarditis

Sandapan
Apabila elektrode dari sebuah alat elektrokardiograsi dipasang pada tempat-tempat tertentu pada tubuh, maka terjadi sebuah sandapan (lead).
Sandapan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1.       Sandapan Bipolar (Sandapan standar ditandai dengan tanda I, II, III)
Sandapan I: elektrode yang positif dihubungkan dengan tangan kiri (LA)dan elektrode negatif dengan lengan kiri (RA)
Sandapan II : elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang negatif dihubungkan dengan tangan kanan atas (RA)
Sandapan III : elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan negatif dihubungkan dengan tangan kiri.
2.       Sandapan unipolar ekstermitas
Augmented Extremity lead avR, avL, avF
3.       Sandapan unipolar prekordial
4.       Disebut juga sandapan unipolar dada, ini ditandai dengan huruf V (voltage) dan disertai angka di belakangnya yang menunjukan lokasi di atas prekordium. Posisi electrode eksplorasi yang dianjurkan oleh Aamerican Heart Association (AHA) adalah:
V1: Sela iga 4 pada garis sternalis dekstra
V2: sela iga 4 pada garis sternalis sinistra
V3: terletak antara v2 dan v4
V4: sela iga 5 pada garis midclavikula sinistra
V5: garis axila anterior sejajar dengan v4
V6: garis axila tengah sejajar v4

Elekrokardiogram yang Normal
Impuls yang menyebabkan kontraksi atrium dan ventrikel jantung pada EKG menimbulkan 6 macam gelombang yang ditandai dengan huruf P,Q,R,S,T, dan U.
Ø  Gelombang P merupakan defleksi positif yang pertama (ke atas), terjadi akibat depolarisasi atrium.
Ø  Gelombang QRS terjadi saat depolarisasi ventrikel, diukur dari permulaan gelombang Q, R lalu S. (Gelombang Q adalah defleksi negatif pertama setelah gelombang P, Gelombang R adalah defleksi positif pertama setelah gelombang Q, Gelombang S adalah defleksi negatif setelah gelombang R)
Ø  Gelombang T terjadi sat repolarisasi ventrikel, normal terjadi defleksi positif setelah gelombang S. Bila terjadi defleksi negatif menandakan terjadi ischemia pada area yang ditunjukkan.
Ø  Segmen S-T, masih dalam batas normal bila elevasi <1mm dan depresi <0,5mm pada standar lead. Jika  segmen S-T elevasi menandakan terjadi Injury, juka depresi menandakan terjadi inschemia
Ø  Gelombang U, biasanya dalam keadaan normal tak terlihat di EKG.
Pencatatan EKG secara internasional dilakukan dengan standar:
1.       Kecepatan gerak kertas 25mm/s atau 50mm/s
2.       Dengan ukuran galvanimeter dinamakan kalibrasi, dilakukan sebelum dan sesudah perekaman EKG, tiap perubahan daya harus diukur dan dicatat oleh perawat yang bersangkutan.

3. Treadmill test (TMT)
 Prinsip
melakukan TM :
a. Perekam EKG bersama dengan aktifitas (exercise EKG)
b. Merupakan pemeriksaan non invasive tetapi termasuk pemeriksaan pro vocative.
c. Termasuk seleksi kedua untuk deteksi penderita coroner sesudah EKG istirahat (resting EKG).

v  Perekaman EKG sebelum, saat exercise dan sesudah recovery
- Ada dua peralatan :
                               1.   Ergocycle
                               2.  Treadmill
Merupakan pemeriksaan yang luas dipakai untuk deteksi dan sekaligus estimasi prognose PJK.
 Protokol pelaksanaan biasanya pakai protokol Bruce yang sudah dimodifikasi.
Selama Treadmill, EKG, tekanan darah dan keluhan pasien harus dimonitor.
Dilakukan sampai “simptom- limited.
v  Test dihentikan apabila :
- timbul nyeri dada berat
- sesak nafas berat
- dizziness
- rasa capek yang berat
- ST depresi ≥ 2 mm
- Tekanan sistol turun lebih dari 10 mHg
- Timbul aritmia ventrikuler
- Treadmill test dianggap positif PJK apabila ST depresi sama atau lebih dari 1mm

v  Disamping mendeteksi PJK, TMT juga dapat :
- Mengetahui status fungsional dari si terperiksa yang implikasinya, untuk dapat merekomendasi dari aktvitas / kerja sehari-hari, apa saja yang dapat dilakukan.
- Deteksi aritmia :hilang saat TMT
- kausa extra cardial.
- bertambah berat saat TMT, biasanya karena ada kelainan organik
- Seyogianya individu yang bekerja berhubungan dengan keselamatan orang banyak (supir bus, pilot) perlu pemeriksaan TMT secara berkala
- Echocardiografi (Trans Thoracal Echocardiografi = TTE)Prinsip pemeriksaan dengan Ultrasound (USG)
- Echocardiografi (2D; two dimensional) Dapat mem-visualisasikan pergerakan jantung secara akurat sesuai dengan “real time”, meliputi :
o    Myocardium
o   rongga jantung
o   katup-katup jantung
o   pericardium
o   pembuluh darah besar

4. Echocardio
Fungsinya:  mengetahui hemodinamik secara non invasive, yang apabila dilakukan oleh tenaga “expert” hampir sama hasilnya dengan pemeriksaan invasive (kateterisasi).
- dapat mengevaluasi cardiac structure dan performance secara cepat, bahkan dalam keadaan emergency sekalipun. (tidak perlu persiapan)
- Echo Doppler (Color doppler dapat mendeteksi secara cepat apakah valve stenosis atau regurgitasi
-Bila dengan TTE kurang adekuat terutama untuk melihat bagian posterior jantung, boleh dilakukan TEE (Trans Esophageal Echocardiografi).
- Jarak dari proximal esophagus sangat dekat dengan jantung, akan memperlihatkan struktur bagian belakang jantung (aorta, atrium kiri dan appendix) terlihat lebih jelas, terutama bila ada trombus atau massa di atrium kiri
- Modifikasi lain dari Echo adalah stress echocardiografi.



PEMERIKSAAN INVASIVE
Kateterisasi :
- Kiri
- Kanan
Tehnik :Mendorong kateter melalui :
- Vena untuk evaluasi jantung kanan
- Arteri untuk evaluasi jantung kiri
Tujuan :
- Kateterisasi Jantung KananMengetahui saturasi O2 dan tekanan darah pada semua bagian jantung kanan mulai dari Vena Cava sampai Arteri Pulmonari.
- Kateterisasi Jantung KiriMengetahui saturasi O2 dan tekanan darah dari bagian Kiri Jantung, Aorta kecuali Arterium Kiri.



COROANGIOGRAFI
Tehnik pemeriksaan : sama dengan kateterisasi jantung
Ada dua jenis kateter :
- Untuk A Coronary Kanan
- Untuk A Coronary Kiri

Kateter untuk Artery Coronary KananKateter didorong sampai pangkal Aorta. Kateter untuk A Coronary Kanan sudah dirancang sedemikian rupa, bila didorong ke Pangkal Aorta maka ujung kateter, persis dimulut (ostium) Artery Coronary Kanan. Bahan contras disemprotkan
masuk ke artery coronary kanan dan cabang-cabangnya.

Tujuan : Untuk melihat tingkat, derajat dan besarnya penyumbatan stenosis coroner.
Kateter untuk Artery Coronary KiriKateter untuk arteri kiri didorong sampai pangkal aorta hingga diprogram tepat di pangkal aorta kiri. Contras disemprotkan masuk ke artery coronary kiri dan cabang-cabangnya.

Katerisasi Jantung (CVP)
Pengertian
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di atrium kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vascular. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan vena preifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan local.


Lokasi Pemantauan
1.       Vena Jugulari interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
2.       Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
3.       Vena brakialis, yang meungkin tertekuk dan berkembangmenjadi phlebitis
4.       Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas vena kava superior


Indikasi dan Penggunaan
1.       Pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
2.       Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorioum
3.       Pengukuran oksigenasi vena sentral
4.    Nutrisi parental dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang mengiritasi yang peril pengenceran segera dalam system sirkulasi
5.    Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan) dan obat inotropic
6.    Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah

Komplikasi
Adapun komplikasi dari pemasangan kanulasi CVP  antara lain:
1.       Nyeri dan onflamasi pada lokasi penusukan
2.       Bekuan darah karena tertekuknya kateter
3.       Pendarahan : ekimosis atau perdarahan besar bila jarum terlepas
4.       Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis)
5.       Microshock
6.       Disritmia jantung

Pengkajian
Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP adalah tanda-tanda koplikasi yang ditimbulkan oleh pemasang alat.
1.       Keluhan nyeri, napas sesakm, rasa tidak nyaman
2.       Keluhan verbal adanya kelelahan atau kelemahan
3.       Frekuensi napas, suara napas
4.       Tanda kemerahan / pus pada lokasi pemasangan
5.       Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter
6.       Kesesuaian posisi jalur infus set
7.       Tandah-tanda vital, perfusi
8.       Tekanan CVP
9.       Intake dan out put
10.   ECG Monitor



REFRENSI:
Ruhyanudin, Faqih. 2006. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Malang: UMM Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar